Reuni sudah kita lewati pada tanggal 5-Nopember-2022 reuni
memang benar benar sangat mengesankan bagi kita semua karena Reuni memang menjadi lebih efektif
karena secara waktu dapat berjumpa dengan puluhan atau ratusan handai taulan
yang terserak di berbagai daerah. Ada berita gembira dan duka. Ada cerita
sukses dan ada juga cerita lara. Hidup memang akan selalu seperti itu, selalu
ada yang berbeda.
Bagi generasi sekolah setiap tahun nya berbeda momen reuni kerap
dijadikan sebagai ajang temu setelah berapa puluh tahun terjarak waktu. Rata
rata sudah berkeluarga, sudah mempunyai anak dan juga belum berkeluarga.
Bahkan, bagi kelompok sosial tertentu, ada juga yang sudah mempunyai cucu.
Saya adalah bagian dari generasi sekolah tahun 70-an tersebut.
Pendidikan lanjutan pertama saya adalah Sekolah Menengah Negeri Dua Balikpapan kebetulan juga dekat sekolah Stm
negeri derah gunung pasir sekarang menjadi Smk1 pindah daerah Sepinggan dan
mengadakan acara Reuni Alumni Akbar 2022 Sebagai anak lulusan STMN yaa kita
juga ikut serta yang mana baru kali ini selama lulus Tahun 1979 kali in ikut
hadir
Dulu waktu Tradisi zaman sekolah saya model celananya adalah cutbray. Model
celana dengan melebar di ujung bawah lalu menyempit di bagian atas. Semakin
lebar bagian bawahnya, semakin keren gagah dilihatnya dan sepatunya boot kadang
kita pakai untuk pergi sekolah waktu istirahat maupun pulang sekolah kita anak
anak stm pasti nampang lihat anak sekolah Sma pulang melihat ketuk lidah
melihat anak anak Sma pulang sekolah beda zaman kami tidak berani ganggu pegang
cewe cewe sekolahan beda zaman anak anak
sekolah sekarang dulu zaman kita paling takut sama guru kalau sekarang anak zaman sekarang sudah
berani melawan guru zaman zaman kita benar benar disiplin patuh dan taat pada
guru
Saya ingat, seorang teman, sebut saja namanya Aldo. Perawakannya
kurus, rambutnya panjang belah dua, gaya jalannya dibuat mirip Rano Karno dalam
film Filim Rano Karno. Celana cutbray-nya dijahit berwana putih, padahal
yang lain biru, agar kontras sehingga terlihat berbeda. Dia adalah pemain
favorit bola voli pada masanya.
Ada juga yang teman kami yang lain. Panggilannya Maten, ciri
khasnya adalah masuk kelas terlambat, bajunya jarang sesuai aturan baku sekolah.
Jika hari itu pakai seragam , dia pakai baju putih. Jika yang lain baju
putihnya dimasukkan ke celana, dia terurai keluar.
Sementara buku yang dibawanya hanya satu buku tulis, dilipat
menjadi dua, lalu dimasukkan ke kantong celana belakangnya. Padahal siswa ini
adalah santri yang bermukim di pesantren terdekat.
Tidak juga lupa seorang teman yang lain. Semasa sekolahnya dulu
terlihat santuy, murah senyum, dan tampak biasa-biasa saja mereka pergi
kewarung dekat lapangan bola kadang dibelakang sekolah Smp 2 dibatasi pagar
berduri adalah langganan saya beli
jajanan saat waktu istirahat sekolah pasti jajanan sanggar pakai sambel dan air
es sirup merah semua kawan pun berbeda pilihan jajanan nya
Ada juga teman yang sedemikian usilnya, nakalnya sedemikian
rajinnya berorganisasi,terkenalnya karena prestasi, teman yang sok jagoan, dan
seterusnya. Rasanya perlu satu buku cerita untuk mencatat semua cerita seru
seperti kita ini mereka juga perlu cerita dan ingat masa masa disekolah untuk
dingat
Pernah kenangan tersebut timbul saat momen setelah lebaran yang
digelar setelah tahun lulus sekolah. Bayangkan berapa puluh tahun baru ketemu
tampang polos dan bersih dahulu kini telah berubah menjadi berkeriput, berkumis
tebal, rambut beruban dan yang hampir pasti berubah adalah badan melebar tak
karuan. Terutama kaum perempuan.
Saya masuk WA grup tampak riuh ramai tiada henti. Sebagai orang
yang tinggal diJawa Barat, identitas Bahasa dan gaya berbahasa kami khas.
Jumlah chat kerap mencapai ribuan jika saya tak membukanya dalam
hitungan lebih dari 24 jam. Model kalimatnya pun pendek-pendek dan ekspresif yang
spontan, terbuka, dan tidak basa-basi.
Saya sendiri sering melakukan aksi kirim kirim tidak
membaca seluruh chat karena teramat panjang yang masuk memberikan
tanggapan dan respon Tidak merasa juga terganggu dengan panjangnya
perbincangan. Toh, tidak ada kewajiban mengeja seluruh kalimat yang ada
di grup tersebut.
Sesekali saya membaca dengan cukup perhatian dan mencoba melakukan
profiling kembali atas satu per satu teman sejawat dan baru kenal srta semasa
sekolah tersebut. Ada yang menjadi TKI di luar negeri, petani, buka bengkel,
pedagang bisnis, toko , guru, dosen, penyanyi, pengusaha, atau pegawai negeri.
Ada yang sudah punya anak, ada yang janda, duda, dan ada pula yang
menikah lebih dari satu kali. Bahkan, mungkin juga ada yang sudah tiada.
Jalan hidup memang tampak berbeda. Satu hal yang sama adalah kita
sama-sama sementara hidup di dunia. Tidak abadi. Itulah kenapa silaturahim itu
mesti dijaga. Bukan untuk ajang pamrih harta dan kekayaan, namun untuk evaluasi
diri seberapa kita mampu memberi. Paling tidak rasa empati atas jalan hidup
yang tidak mudah bagi sebagian yang lain.
Reuni juga bukan untuk mengembalikan jatuh cinta kembali yang
kandas. Bukan untuk itu. Perasaan cinta yang tumbuh saat saat disekolah
lanjutan pertama dan menengah saat tak perlu diingat. Anggap kita sekarang bisa
bertemu kembali
Semoga niatan menyambung
silaturahim diganjar pahala keberkahan hidup dan kehidupan yang sementara ini.
Lagi-lagi, saya sendiri bahagia menilik kesuksesan yang diraih mereka.
Sekaligus memohon kemudahan kepada Allah swt bagi yang sedang mendapati ujian
hidup yang tak ringan.
Jalan hidup memang tidak sama. Namun, ekspresi kebahagiaan dan
kesyukuran tetaplah sama. Senyum tulus, perhatian tanpa pamrih, dan doa yang
saling terpaut untuk mengetuk pintu-pintu keberkahan langit.